Southampton, Usai Kekalahan Semalam

Southampton - Unggul sampai 10 menit menjelang akhir pertandingan ternyata tidaklah cukup. Southampton akhirnya harus merasakan kekecewaan lantaran mengakhiri laga dengan poin nihil.

Bertanding di hadapan pendukung sendiri, di Stadion St Mary's, Minggu (2/9/2012) malam WIB, Southampton membuat tim dengan koleksi gelar Liga Inggris terbanyak tertinggal dua kali. Manchester United sendiri tampil kikuk di lini belakang sehingga dua buah umpan silang pemain-pemain The Saints akhirnya berujung jadi gol ke gawang mereka. Padahal, Nemanja Vidic dan Rio Ferdinand sudah berduet lagi sebagai bek tengah.

Gol Rickie Lambert di menit 16 disamakan oleh Robin van Persie di menit 23. Tetapi, Morgan Schneiderlin membuat tuan rumah unggul lagi di awal-awal babak kedua. Sampai sini, Southampton membuat pertahanan 'Setan Merah' ketar-ketir. Sir Alex Ferguson kemudian bertindak cepat. Ia memasukkan Paul Scholes dan Nani. Ball possession yang tadinya sempat dimenangi oleh Southampton diambil alih oleh MU.

"Ketika Paul Scholes masuk ke lapangan, ketika itulah semuanya dimulai," ujar Van Persie setelah laga.

Penyerang asal Belanda itu kemudian jadi pahlawan. Dia bikin dua gol tambahan--satu di menit 87, yang lainnya pada masa injury time--dan membuat timnya meraih kemenangan kedua musim ini. Southampton pun gigit jari. Kekalahan itu membuat mereka terbenam di dasar klasemen dengan tiga kekalahan dari tiga pertandingan.

Sang manajer, Nigel Adkins, secara khusus memuji penampilan Lambert, playmaker Jason Puncheon, dan Adam Lallana. Tapi, Lambert, yang hampir sepanjang pertandingan mengancam gawang Anders Lindegaard, dan Puncheon, yang menjadi nyawa, malah ia ganti kala timnya sudah unggul 2-1. Adkins punya alasan untuk itu.

"Kami harus merasa yakin dengan apa yang tengah kami lakukan ketika itu dan membuat tiga pergantian pemain untuk memberi kesempatan pada kaki-kaki yang lebih segar. Jelas, kami butuh kemampuan serangan balik dari Emmanuel Mayuka," ujar Adkins seperti dilansir Reuters.

Tapi, taktik Adkins berbalik. Begitu Southampton memutuskan untuk lebih banyak memasukkan energi dan berusaha mempertahankan keunggulan--sembari menunggu kesempatan untuk serangan balik--ketika itulah serangan MU justru dimulai. Adkins mengakui bahwa ia menemui pilihan yang sulit pada laga tersebut.

"Itu adalah pilihan yang sulit. Tapi, ketika kami melihat waktu, ada 15 menit menuju akhir pertandingan, kami butuh energi. Anda paham, kan? Saya hanya berpikir Guly (Guilherme Do Prado, red) akan mengeluarkan segala kemampuannya, seperti halnya Jay (Rodriguez) dan Manny (Mayuka) yang juga dimasukkan. Guly adalah pemain yang cepat dan saya pikir kami bisa memainkannya di tengah."

"Bagi saya, kami punya pemain-pemain yang bagus dan bench yang juga oke. Jadi, mengapa tidak mencoba untuk memberikan dampak ke pertandingan dan memberikan kami energi tambahan? Kami tahu Jay Rodriguez akan berlari sepanjang hari."

Adkins berharap Rodriguez, dengan kecepatan dan kemampuannya di udara, bisa mengungguli full-back mungil seperti Rafael da Silva. Tapi, pada akhirnya, Adkins tahu seperti apa hasilnya.

"Kami membuat pertandingan yang kompetitif untuk mereka. Tapi, dia (Sir Alex, red), telah melihat banyak hal. Saya pikir, pada akhirnya ini cuma soal kesabaran dalam bermain sepakbola," tukasnya.

( roz / a2s ) 

Sumber